Contoh kasus yang
berkaitan dengan behavior
Teori behavior : Skinner
menganggap reward dan reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar.
Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal, mengontrol tingkah
laku. Pada teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga
anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning.
Operant conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operant yang dapat
mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau menghilang sesuai
keinginan. Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak
menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan
tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa
dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Aliran ini sering dikatkan sebagai aliran ilmu jiwa namun
tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai
eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada tahun 1940 – 1950-an. Di sini
psikologi didefinisikan sebagai sains dan sementara sains hanya berhubungan
dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati saja. Sedangkan ‘jiwa’ tidak bisa
diamati, maka tidak digolongkan ke dalam psikologi. Aliran ini memandang
manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan
perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan
dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau
perilaku menyimpang. Salah satu contoh adalah ketika Pavlov melakukan
eksperimen terhadap seekor anjing. Di depan anjing eksperimennya yang lapar,
Pavlov menyalakan lampu. Anjing tersebut tidak mengeluarkan air liurnya.
Kemudian sepotong daging ditaruh dihadapannya dan anjing tersebut terbit air
liurnya. Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu dinyalakan maka daging
disajikan. Begitu hingga beberapa kali percobaan, sehingga setiap kali lampu
dinyalakan maka anjing tersebut terbit air liurnya meski daging tidak
disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned
response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus.
Contoh Kasus : Usmar baru saja beranjak dari SMP
menuju SMA. Ia masuk ke SMA yang terkenal sebagai SMA yang dihuni oleh
orang-orang kelas atas. Padahal ia berasal dari keluarga yang tergolong
menengah kebawah. Awalnya orang tua usmar tidak memperbolehkan Usmar masuk
kesekolah tersebut karena takut Usmar terpengaruh gaya hidup mereka. Namun
paksaan Usmar yang yang sedemikian rupa membuat orang tuanya luluh juga.
Setelah beberapa lama berada disekolah itu, Usmar seperti
mengalami diskriminasi karena ia tidak pernah mau untuk ikut bermain dengan
teman-temannya saat ia diajak. Sedikit demi sedikit, Ia mulai merasa
dikucilkan. Awalnya, ia tidak terpengaruh. Namun lama kelamaan, ia mulai merasa
kesepian. Bahkan, teman-temannya senang sekali mengerjai Usmar. Perilaku teman-temannya
mulai membuat Usmar tidak fokus. Prestasi belajar mulai menurun. Ini membuat
Usmar selalu stress.
Keadaan seperti ini mulai mengubah Usmar. Usmar yang selama
ini selalu rendah hati mulai merasa harus seperti teman-temannya. Akhirnya
muncul juga keinginan untuk bermain dengan teman-teman. Ia mencuri uang orang
tuanya untuk bisa berpenampilan seperti teman-temannya. Keadaan hidup seperti
ini membuat ia tak nyaman. Ia ingin sekali tidak seperti ini, namun itu hanya
tinggal keinginan saja. Ketakutan akan dikucilkan membuat ia tetap menjalankan
kebiasaan buruk ini.