Rabu, 25 Maret 2015

Artikel 3

Perbedaan Psikoterapi & Konseling, Penjelasan Terapi Supportive, Reeducatice, Reconsructive

Perbedaan psikoterapi dan konseling

Psikoterapi ialah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau penerapan teknis khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari, atau penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru atau teman.

Konseling adalah proses wawancara tatap muka antara dua orang (konselor dan klien) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada klien, sehingga klien dapat  menyelesaikan permasalahannya dan lebih berkembang dalam kehidupan sekarang dan masa depannya.

Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi bahwa:

○Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-time”.
○Sedangkan psikoterapi ditandai dengan: “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotic and other severe emotional problem and long-term”.

Pendekatan terhadap mental illnes

Menurut J.P. Chaplin ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:

○Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit efektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.

○Psychological, meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketikmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu. 

○Sosiological, meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatangbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.

○Philosophic, meliputi kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Bentuk utama terapi

TERAPI SUPPORTIVE adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Terapi suportif menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi. 


Tujuan : 

○ menaikkan fungsi psikologi dan sosial
○ menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
○ menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
○ mencegah terjadinya relaps
○ bertujuan agar penyesuaian baik
○ mencegah ketergantungan pada dokter
○ memindahkan dukungan profesional kepada keluarga

Syarat pemberian terapi :

○ gangguan bersifat sedang
○ kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.

Terapi suportif menggunakan sejumlah metoda, baik sendiri-sendiri atau kombinasi, termasuk :
○ kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah
○ pemuasan kebutuhan tergantungan
○ mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya
○ membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya, hobi)
○ istirahat dan penghiburan yang adekuat
○ menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin
○ perawatan di rumah sakit jika diindikasikan
○ medikasi untuk menghilangkan gejala
○ bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini rnenggunakan teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi, terdorong dan tidak merasa cemas.

Macam-macam teknik terapi suportif:
  1. Guidance/Bimbingan, yakni prosedur pemberian pertolongan secara aktif dengan cara memberikan fakta dan interpretasi' dalam bidang pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial dan bidang-bidang Kesehatan
  2. Manipulasi lingkungan, yakni usaha untuk menyelesaikan problem-problem emosional klien dengan cara menghilangkan atau mengubah unsur-unsur lingkungan yang tidak menguntungkan
  3. Eksternalisasi perhatian, yakni usaha untuk mengalihkan perhatian klien yang mengalami keeeinasan atau depresi dengan jalan memberikan dorongan agar klien dapat memulai lagi aktivitas yang pernah disenanginya ataupun mengembangkan kesenangan baru untuk mengisi waktu senggangnya. Jenis-jenis eksternalisasi perhatian antara lain terapi kerja, terapi musik,terapi gerak dan tari, terapi syair, terapi sosial
  4. Sugesti-prestis, yakni usaha terapis untuk mensugesti klien, yakni memberikan pengaruh psikis tanpa daya kritik
  5. Meyakinkan kembali (reassurance), terapi ini biasanya menyertai pada setiap terapi. Klien yang merasa dieengkam ketakutan yang irasional perlu ditenangkan dan dihibur.Terapis perlu mendiskusikan ketakutan-ketakutan tersebut secara terbuka dengan kliennya untuk menjelaskan bahwa ketakutan itu tidak rasional atau tidak berdasar
  6. Dorongan dan paksaan, yakni dengan memberikan ren-'ara' dan punishment untuk menstimulasi perilaku klien sesuai yang diharapkan. Di antaranya dengan cara klien diberi tugas untuk melawan impuls-impuls yang menimbulkan neurotik, berusaha menghilangkan atau mengurangi intcnsitasnya sampai di bawah titik kritis
  7. Persuasi, yakni mendasari diri pada anggapan bahwa dalam diri klien mempunyai sesuatu kekuatan untuk proses emosinya yang patologis dengan kekuatan dan kemampuan ataupun dengan menggunakan common sensenya sendiri, sebab pada umumnya orang yang menderita gangguan jiwa dalam keadaan intelek tertutup emosi
  8. Pengakuan dan penyaluran, yakni dengan cara mengeluarkan isi hati kepada orang lain. Pendekatan ini untuk mengurangi tekanan yang ada pada klien, sebab dengan adanya pengakuan dan penyaluran maka segala rasa tertekan yang mengganjal dapat dilepaskan (katarsis)
  9. Terapi kelompok pemberi inspirasi, yakni terapi kelompok yang terdiri dari klien yang memiliki problem sejenis
TERAPI REEDUCATIVE adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.



Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain :

○ terapi hubungan antar manusia (relationship therapy)
○ terapi sikap (attitude therapy)
○ terapi wawancara (interview therapy)
○ analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolfmeyer)
○ konseling terapetik
○ terapi case work
○ reconditioning
○ terapi kelompok yang reduktif
○ terapi somatic 2

TERAPI RECONSTRUNCTIVE adalah Terapi Rekonstruktif yakni menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Terapi ini untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya di alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luar daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru. 

Tujuan Terapi Rekonstruktif

Perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.



Cara psikoterapi reconstructive :

○ Psikoanalisa Freud
○ Psikoanalisa non Freud
○ Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa

Sumber :
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
http://www.scribd.com/doc/27950595/psikoterapi-suportif
http://www.slideshare.net/iebeiyan/45620167-psikoterapisuportif

Artikel 2

Perbedaan Psikoterapi & Konseling, Pendekatan Terhadap Mental Illnes & Bentuk Utama Terapi 

Perbedaan psikoterapi dan konseling

Psikoterapi ialah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau penerapan teknis khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari, atau penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru atau teman.

Konseling adalah proses wawancara tatap muka antara dua orang (konselor dan klien) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada klien, sehingga klien dapat  menyelesaikan permasalahannya dan lebih berkembang dalam kehidupan sekarang dan masa depannya.

Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi bahwa:

○Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-time”.
○Sedangkan psikoterapi ditandai dengan: “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotic and other severe emotional problem and long-term”.

Pendekatan terhadap mental illnes

Menurut J.P. Chaplin ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:

○Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit efektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.

○Psychological, meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketikmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu. 

○Sosiological, meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatangbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.

○Philosophic, meliputi kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Bentuk utama terapi

TERAPI SUPPORTIVE adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Terapi suportif menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi. 


Tujuan : 

○ menaikkan fungsi psikologi dan sosial
○ menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
○ menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
○ mencegah terjadinya relaps
○ bertujuan agar penyesuaian baik
○ mencegah ketergantungan pada dokter
○ memindahkan dukungan profesional kepada keluarga

Syarat pemberian terapi :

○ gangguan bersifat sedang
○ kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.

Terapi suportif menggunakan sejumlah metoda, baik sendiri-sendiri atau kombinasi, termasuk :
○ kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah
○ pemuasan kebutuhan tergantungan
○ mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya
○ membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya, hobi)
○ istirahat dan penghiburan yang adekuat
○ menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin
○ perawatan di rumah sakit jika diindikasikan
○ medikasi untuk menghilangkan gejala
○ bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini rnenggunakan teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi, terdorong dan tidak merasa cemas.

Macam-macam teknik terapi suportif:
  1. Guidance/Bimbingan, yakni prosedur pemberian pertolongan secara aktif dengan cara memberikan fakta dan interpretasi' dalam bidang pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial dan bidang-bidang Kesehatan
  2. Manipulasi lingkungan, yakni usaha untuk menyelesaikan problem-problem emosional klien dengan cara menghilangkan atau mengubah unsur-unsur lingkungan yang tidak menguntungkan
  3. Eksternalisasi perhatian, yakni usaha untuk mengalihkan perhatian klien yang mengalami keeeinasan atau depresi dengan jalan memberikan dorongan agar klien dapat memulai lagi aktivitas yang pernah disenanginya ataupun mengembangkan kesenangan baru untuk mengisi waktu senggangnya. Jenis-jenis eksternalisasi perhatian antara lain terapi kerja, terapi musik,terapi gerak dan tari, terapi syair, terapi sosial
  4. Sugesti-prestis, yakni usaha terapis untuk mensugesti klien, yakni memberikan pengaruh psikis tanpa daya kritik
  5. Meyakinkan kembali (reassurance), terapi ini biasanya menyertai pada setiap terapi. Klien yang merasa dieengkam ketakutan yang irasional perlu ditenangkan dan dihibur.Terapis perlu mendiskusikan ketakutan-ketakutan tersebut secara terbuka dengan kliennya untuk menjelaskan bahwa ketakutan itu tidak rasional atau tidak berdasar
  6. Dorongan dan paksaan, yakni dengan memberikan ren-'ara' dan punishment untuk menstimulasi perilaku klien sesuai yang diharapkan. Di antaranya dengan cara klien diberi tugas untuk melawan impuls-impuls yang menimbulkan neurotik, berusaha menghilangkan atau mengurangi intcnsitasnya sampai di bawah titik kritis
  7. Persuasi, yakni mendasari diri pada anggapan bahwa dalam diri klien mempunyai sesuatu kekuatan untuk proses emosinya yang patologis dengan kekuatan dan kemampuan ataupun dengan menggunakan common sensenya sendiri, sebab pada umumnya orang yang menderita gangguan jiwa dalam keadaan intelek tertutup emosi
  8. Pengakuan dan penyaluran, yakni dengan cara mengeluarkan isi hati kepada orang lain. Pendekatan ini untuk mengurangi tekanan yang ada pada klien, sebab dengan adanya pengakuan dan penyaluran maka segala rasa tertekan yang mengganjal dapat dilepaskan (katarsis)
  9. Terapi kelompok pemberi inspirasi, yakni terapi kelompok yang terdiri dari klien yang memiliki problem sejenis
TERAPI REEDUCATIVE adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.



Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain :

○ terapi hubungan antar manusia (relationship therapy)
○ terapi sikap (attitude therapy)
○ terapi wawancara (interview therapy)
○ analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolfmeyer)
○ konseling terapetik
○ terapi case work
○ reconditioning
○ terapi kelompok yang reduktif
○ terapi somatic 2

TERAPI RECONSTRUNCTIVE adalah Terapi Rekonstruktif yakni menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Terapi ini untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya di alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luar daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru. 

Tujuan Terapi Rekonstruktif

Perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.



Cara psikoterapi reconstructive :

○ Psikoanalisa Freud
○ Psikoanalisa non Freud
○ Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa

Sumber :
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
http://www.scribd.com/doc/27950595/psikoterapi-suportif
http://www.slideshare.net/iebeiyan/45620167-psikoterapisuportif

Artikel 1

Pengertian psikoterapi, tujuan dan unsur.

Psikoterapi berasal dari kata “ Psyche ” yang artinya jiwa dan “ Therapy ”  yang artinya merawat, mengobati atau menyembuhkan.
Psikoterapi adalah seseorang yang melakukan terapi untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang dengan metode yang teruji dan sesuai prinsip ilmu psikologi modern. Kegiatan seorang psikoterapi adalah menyembuhkan gangguan pikiran, mengatasi masalah perasaan, mengubah perilaku, merenovasi kepribadian, membantu perkembangan diri seseorang, dan memperbaiki hubungan satu orang dengan orang lainnya.

* Menurut seorang ahli bernama Wohlberg. Psikoterapi adalah  suatu pengobatan dengan cara psikologis (masalah yang bersifat emosional) di mana seseorang terapis sengaja membangun hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan :
- Menghapus, mengubah atau menghambat gejala
- Yang terganggu pola mediasi perilaku
- Meningkatkan pertumbuhan kepribadian yang positif dan pengembangan.
 
*  Menurut ahli bernama Corsini. Psikoterapi adalah Proses interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih), bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distres) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya / ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode2 sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat profesional & legal.
 
* Korchin menyatakan bahwa psikoterapi individual merupakan bentuk psikoterapi yang paling mendasar, tetapi dapat pula di dalamnya terdapat lebih dari satu klien. Bentuk individual ini menghubungkan proses psikoterapi dengan partisipan/ orang lain selain partisipan yang dibawa dalam sesi trerapi ketika hal ini diperlukan. Inilah yang disebut “conjoint family therapy”.
 
Tujuan Psikoterapi
Tujuan psikoterapi adalah untuk melakukan perubahan positif terhadap klien atas gangguan yang dialaminya. Biasanya, proses psikoterapi berhubungan dengan metode dan tehnik yang digunakan oleh teapisnya dengan berdasar pada teori kepribadian yang melandasi pemberian psikoterapi.
 
○Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
○Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
○Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
○Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
○Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
○Mengembangkan potensi klien.
○Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
○Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
○Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
○Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
○Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
○Membantu penyembuhan penyakit fisik.
○Meningkatkan kesadaran diri.
○Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
○Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan
 
Unsur-unsur psikoterapi
Menurut Masserman ada delapan parameter pengaruh dasar yang mencangkup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi.

○Peran social
○Hubungan (Persekutuan tarapeutik)
○Hak
○Retrospeksi
○Reduksi
○Rehabilitisi, memperbaiki gangguan perilaku berat
○Resosialisasi
○Rekapitulasi
 
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoterapi
http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi-,6
http://belajarpsikologi.com/sebuah-pengantar-psikoterapi/