Deinisi Kekuasaan
Kekuasaan
adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan
kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Pengertian kekuasaan secara umum adalah
‘’kemampuan pelaku untuk mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari
pelaku yang mempunyai kekuasaan’’ (Harold D. Laswell, 1984:9). Sejalan dengan
itu, dinyatakan Robert A. Dahl (1978:29) bahwa ‘’kekuasaan merujuk pada adanya
kemampuan untuk mempengaruhi dari seseorang kepada orang lain, atau dari satu
pihak kepada pihak lain’’.Contohnya
Presiden, ia membuat
UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari
kekuasaan)
Sumber – Sumber
Kekuasaan
1.
Sumber kekuasaan antar
individu (interpersonal sources of power).
·
Kekuasaan Formal
(Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam
suatu organisasi.
·
Kekuasaan Personal
(Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang
dimiliki seorang individu.
2.
Sumber kekuasaan
struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal dengan
istilah inter-group atau inter-departmental power yang merupa-kan sumber
kekuasaan kelompok.
Definisi Pengaruh
Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
Jenis-jenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan. Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
* Persuasi Rasional
Pemimpin menggunakan argumentasi logis
dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut.
*
Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan yang
membangkitkan entusiasme pada pengikut.
*
Konsultasi
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut
dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan
dukungan dan bantuan pengikut.
*
Menjilat
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan,
perilaku ramah-tamah, agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau
mempunyai pikiran yang
menguntungkan pemimpin tersebut sebelum
meminta sesuatu.
*
Permintaan Pribadi
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan
dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
*
Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi
baik, memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau
menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
*
Taktik Koalisi
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain
untuk mempersuasi pengikut.
*
Taktik Mengesahkan
Pemimpin mencoba untuk menetapkan
validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan, hal itu adalah konsisten dengan
kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
*
Menekan:
Pemimpin menggunakan permintaan,
ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk
mempengaruhi pengikut melakukan apa yang diinginkan.
Pengaruh Taktik
Organisasi
Taktik-taktik
mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan,
setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka
seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan
yang dimilikinya.
Kipnis dan
Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa
digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982).
Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah
satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut
Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil
penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa
digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
·
Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi
jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan
bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
·
Daya-tarik Inspirasional (Inspirational
Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada
orang lain.
·
Konsultasi (Consultation), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang
dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan
dilaksanakan.
·
Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata
yang membahagiakan.
·
Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi
jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu
karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
·
Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada
orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu
permintaan tertentu.
·
Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta
bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan
target setuju.
·
Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan
yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
·
Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau
dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau
aturan organisasi.
Sumber: