Kesehatan Mental
Ezzy Erizon (12512588)
CINTA DAN PERNIKAHAN
Wawancara
dengan MR & MS X
Ada Saudara saya yang kini sudah berkeluarga yang telah hidup bersama sejak tahun 1999 ketika pasangan suami istri ini
mengikatkan janjinya. Mereka memiliki 4 orang anak 3 perempuan dan 1 laki-laki.
Mr. X bekerja menjadi karyawan diperusahaan pengeboran minyak dan Ms. X sebagai ibu rumah tangga,
mereka termasuk orang yang berkecukupan walaupun tidak berlebihan, tetapi
mereka selalu menanamkan pada anak-anak mereka bahwa harus selalu rendah hati,
dan harus selalu berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Mereka tinggal di sebuah pedesaan daerah tajur bogor timur. Anak mereka yang pertama perempuan baru
saja lulus SMP beberapa minggu yang lalu, yang kedua perempuan lagi sedang
melanjutkan SMP di salah satu sekolah negeri di Bogor, anak yang ke tiga
baru lulus SD tahun ini dan anak bungsu mereka laki-laki kelas 2 SD. Mr. X mengakui bahwa dia
berada jauh dari keluarganya. karna Mr. X pulang kerumah kadang 2bulan/3bulan.
Keluarga
ini sangat harmonis walaupun jarang sekali bertemu mereka dapat mengatasi masalahnya sendiri tanpa harus
bertengkar hebat dengan pasangannya, mereka mengerti cara meredam emosi dan
mereka mengerti bahwa masalah karena mereka mengetahui dari awal, menjadi
seorang suami istri pasti akan ada banyak hal yang terlewati dan mereka
menyadari dalam hidup seseorang tidak pernah luput dari kesalahan. Walaupun mereka
dapat berkumpul 1 bulan full karna perkerjaan Mr. X berkerja seperti berlayar namun komunikasi mereka dan
anak-anak mereka tetap terjalin, Walaupun hanya lewat telfon dan media sosial.
Mereka
sadar mereka akan banyak mengalami tahap dimana pasangan suami istri kerap saling menyalahkan,
memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar
dari pasangannya dan ketika mereka mengalami tahap ini mereka akan lebih memahami
bagaimana posisi dan diri pasangannya dan mereka akan mencoba tingkah laku yang
berkenan di hati pasangannya dan saat itu, mereka akan saling menunjukkan
penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang
nyaman dan tentram.
Setelah pertengkaran dan mereka
mengerti jalan keluarnya mereka akan kembali dipenuhi dengan keceriaan,
kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan. Mereka
semakin menghayati cinta kasih pasangannya.
Mereka
mengakui bahwa anak-anak mereka terkadang ingin mempunyai rumah tangga yang
harmonis seperti mereka, mereka pun dapat selalu menyisihkan waktunya untuk
dapat berkumpul bersama keluarga. Mereka juga selalu berfikir ke depan, setiap
gaji yang mereka dapati sebagian mereka tabung untuk keperluan masa depan
anak-anak mereka karena mereka sama-sama takut tidak bisa menemani anak-anak
mereka sampai mereka sukses.
Dan mereka
sama-sama berharap dan sama-sama ingin menghabiskan sisa umur mereka dan masa
tua mereka bersama-sama. Mereka ingin selalu menjadi keluarga yang harmonis dan
besar harapan mereka untuk anak-anaknya menjadi sukses. Semoga segala sesuatu
yang mereka inginkan dan segala sesuatu yang mereka harapkan dapat terwujud,
dan semoga hubungan harmonis mereka akan menjadi panutan bagi anak-anak mereka
juga bagi orang lain di sekitar mereka.
Dosen: Ibu
Lidya Chatrunnada
Kesehatan
Mental
Tidak ada komentar:
Posting Komentar