Jumat, 10 Oktober 2014

Definisi Pengaruh & Kunci-kunci Perubahan Perilaku



Definisi Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang.

Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud, 2001:845).

WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau  timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki
akibat atau hasil dan dampak yang ada.


Kunci-Kunci Perubahan Perilaku

Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.
Oleh karena itu kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Dalam hal ini P2KP memberikan kontribusi bagi perbaikan masyarakat dengan mengupayakan pemulihan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki (perilaku), yaitu keadilan, kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan kepedulian sebagai manusia sejati.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.
Paradigma P2KP bahwa masyarakat memiliki banyak tambang potensi sumber daya dan orang-orang berkualitas, jujur, dan dapat dipercaya, adalah idealisme yang harus diimplementasikan. Karena dengan menggali dan membuka peluang munculnya orang-orang jujur dan dapat dipercaya akan lebih menjamin kemajuan masyarakat. (Arul Syach, KMW IX P2KP-2 Sulawesi Tenggara;Nina/Reza).

Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain

1. Minta orang tersebut melakukan sesuatu untuk anda.
Jika seseorang membantu Anda, mereka cenderung untuk berpikir bahwa Anda patut untuk diberikan bantuan, dan ditentukan bahwa karena hal itu mereka pasti menyukai Anda. Benjamin frankli: Mereka yang pernah melakukan kebaikan untukmu akan lebih siap untuk menolongmu lagi di masa depan. Daripada mereka yg belum pernah membantumu.

2. Mintalah sesuatu yang lebih tinggi daripada yang ada inginkan/butuhkan.
Contoh: Meminjam uang Rp.1500 dan dia tidak bisa memenuhi karena permintaan dengan jumlah tinggi. Maka dari itu turunkan jumlah menjadi RP.500 untuk jumlah yang ingin anda pinjam. Penurunan drastis dari jumlah yg anda minta. Sehingga nilai yang anda minta seolah-olah terlihat lebih kecil. Dan yg kedua adalah rasa tidak enak yang mungkin timbul dari dalam diri orang tersebut ketika menolak permintaan anda yang pertama kali, dan tidak enak untuk menolaknya lagi di permintaan kedua.

3. Sebut namanya dalam percakapan.
Jika seseorang mendengar namanya disebut, ia akan lebih memperhatikan lawan bicaranya. Efek lainnya, ia juga akan merasa di hargai dan hal ini membuatnya sedikit lebih mudah untuk menuruti permintaan anda.

4. Berikan pujian.
Pujian bisa menjadi senjata yang ampuh untuk mempengaruhi orang lain sepanjang digunakan dengan tepat. Berikanlah pujian yang tulus dan rasional sesuai dengan kenyataan.

5. Manfaatkan kelelahan seseorang
Ajukan permintaan atau pernyataan ketika seseorang sedang dalam kondisi lelah fisik maupun mental. Dalam keadaan ini, ketika anda mengajukan sesuatu untuk di minta, lawan bicara anda biasanya tidak akan langsung menjawab karena ia tidak bisa berpikir dalam keadaan lelah, ia kemungkinan besar akan memberi keputusan di esok harinya.

6. Mintalah sesuatu yg tidak bisa ia tolak atau segan untuk menolaknya.
Kemungkinan besar teknik ini akan berhasil, dan dengan jeda yang tepat serta gaya bicara yang pas, anda bisa meningkatkan kadar permintaan anda pada orang tersebut.

7. Diam. Jangan koreksi saat dia melakukan kesalahan.
Mengoreksi kesalahan orang lain bisa memperkuat timbulnya rasa tidak setuju dan tidak percaya satu sama lain.

8. Anggukkan kepala.
Anggukkan kepala ketika mendengarkan ia berbicara. Lama-lama hal ini akan menimbulkan sinkronisasi dan mirroring. Hasilnya secara tidak sadar lawan bicara anda akan lebih percaya terhadap apa yang anda katakan.

Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

a)Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara alamiah
b)Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan
c)Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.

Pendekatan Untuk Mengubah Perilaku

a.Informasi
b.Pemasaran
c.Insentif
d.Restriksi(memberikan pembatasan untuk mencegah perilaku tertentu)
e.Indoktrinasi (Memberikan paksaan untuk perilaku tertentu)
f.Peraturan

Strategi Perubahan Perilaku

a)Inforcement (Paksaan)
-Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau perundangan.
-Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)
b)Persuasi
Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui
pesan seperti jangan makan babi karna bisa menim
bukkan penyakit H1N1. Melalui
diskusi seperti diskusi tentang abortus yang membahayakan jika digunakan untuk
alasan yang tidak baik
c)Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi.
Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan aksi dan kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku.
d)Education
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama


https://adingpintar.files.wordpress.com/2012/03/perubahan-perilaku.pdf

Definisi & dimensi komunikasi

Definisi komunikasi

Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Namun, apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri ?
Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).
Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Schramm menguraikannya sebagai berikut :
“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu” (Suprapto, 2006 : 2-3).

Dari uraian tersebut, definisi komunikasi menurut Schramm tampak lebih cenderung mengarah pada sejauhmana keefektifan proses berbagi antarpelaku komunikasi. Schramm melihat sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness), kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience)-nya. Menurutnya, sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.
Pakar komunikasi lain, Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain (Suprapto, 2006 : 5).
Sebagai proses, kata Smith, komunikasi sekaligus bersifat khas dan umum, sempit dan luas dalam ruang lingkupnya. Dirinya menguraikan :
“Komunikasi antarmanusia merupakan suatu rangkaian proses yang halus dan sederhana. Selalu dipenuhi dengan berbagai unsur-sinyal, sandi, arti tak peduli bagaimana sederhananya sebuah pesan atau kegiatan itu. Komunikasi antarmanusia juga merupakan rangkaian proses yang beraneka ragam. Ia dapat menggunakan beratus-ratus alat yang berbeda, baik kata maupun isyarat ataupun kartu berlubang baik berupa percakapan pribadi maupun melalui media massa  dengan audience di seluruh dunia…ketika manusia berinteraksi saat itulah mereka berkomunikasi…saat orang mengawasi orang lain, mereka melakukan melalui komunikasi” (Blake dan Haroldsen, 2003 : 2-3).

Sedangkan, Larry A Samovar, Richard E Porter dan Nemi C Janin dalam bukunya Understanding Intercultural Communication mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :
Communication is defined as a two way on going, berhaviour affecting process in which one person (a source) intentionally encodes and transmits a message throught a channel to an intended audience (receiver) in order to induce a particular attitude or behaviour” (Purwasito, 2003 : 198).

 sriherwindya.staff.uns.ac.id/files/2010/07/definisi.doc

Dimensi-dimensi komunikasi
 Dimensi komunikasi terdiri dari:
a  . Isi: apa yang dibicarakan dalam komunikasi antara satu orang dengan orang yang lain atau bahkan lebih.
b . Kebisingan: tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.
c . Jaringan: sampai sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukkan komunikasi diantaranya ada komunikasi yang bergantung  pada (jaringan satelit).
d . Arah: komunikasi satu arah yang hanya ada satu orang berbicara menyampaikan infomasi untuk satu orang atau lebih contohnya promosi produk tertentu atau guru dikelas. Komunikasi 2 arah adalah adanya interaksi antara satu orang menyampaikan informasi satu orang atau lebih juga ikut berbicara sehingga terciptanya interaksi tiktok untuk menyampaikan beberapa informasi.

http://andayuni.blogspot.com/2013/09/komunikasi-dan-kepemimpinan.html

Jumat, 03 Oktober 2014

APA ITU MANAJEMEN?



APA ITU MANAJEMEN?

Sudah tidak asing lagi bagi saya jika mendengar istilah Manajemen. Bahkan hampir setiap hari saya bisa mendengar kata Manajemen. kata "manajemen" itu berasal dari bahasa latin managio yang menunjukan kepada kegiatan mengatur atau lebih bermaksud untuk mengendalikan. Sedangkan dalam kata Perancisnya adalah menagement yang berarti seni melaksanakan atau mengatur sesuatu. Dan dalam bahasa Inggris adalah  to manage yang berarti mengelola atau mengatur.
Menurut James A.F. Stonner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Tampaknya definisi ini menunjukan kata manajemen pada era modern. Tampak dari beberapa rumusan yang ditata oleh Stonner untuk menunjukan bahwa itulah yang dimaksud dengan kegiatan manajemen.
menurut Marry Parker Follet, manajemen diartikan sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini tampaknya lebih mudah dimengerti dan mampu menjelaskan esensi manajemen. Intinya Follet mau mengatakan bahwa apapun itu yang dilakukan, jika itu bisa menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, itulah manajemen.

Contohnya:        coba lihat di sekolah kita. Ada kepala sekolah, ada wakil kepala sekolah, pegawai tata usaha, guru-guru mata pelajaran, siswa, dan lainnya. Semua itu sedang melaksanakan Manajemen. Mereka dalam satu sistem sekolah melaksanakan pekerjaan dengan tujuan memajukan kualitas pendidikan, mencerdaskan bangsa, dan membentuk moral serta karakter siswa menjadi lebih baik.

Mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan,manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian.
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni
Manajemen sebagai suatu proses. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :
1.       Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.

FUNGSI MANAJEMEN
Manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas kebijakan umum yang telah dirumuskan. Terdapat dua klasifikasi utama dalam fungsi manajemen yaitu fungsi organik dan fungsi pelengkap. Fungsi organik adalah semua fungsi yang mutlak harus dijalankan dalam sebuah manajemen. Ketidakmampuan dalam menjalankan fungsi ini akan mengakibatkan matinya organisasi. Sedangkan fungsi pelengkap adalah semua fungsi yang walaupun tidak mutlak dilaksanakan dalam organisasi namun pelaksanaannya akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, serta memperlancar usaha pencapaian tujuan dengan efisien, ekonomis, dan efektif

fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Reporting
Reporting adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.


APA ITU KEPEMIMPINAN?

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya  jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama

Pemimpin sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".

Menurut (Kartini Kartono, 1994 : 181). Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Sifat Kepemimpinan
Sifat Kepemimpinan yang diperlukan oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi harus memiliki kriteria-kriteria tertentu, dimana kriteria tersebut menurut George R. Terry (1992: 156) adalah sebagai berikut :
  1. Penuh energi
  2. Memeiliki stabilitas emosi
  3. Memeiliki pengetahuan tentang manusia. 
  4. Motivasi pribadi
  5. Kemahiran komunikasi
  6. Kecakapan mengajar
  7. Kecakapan social
  8. Kemampuan teknis

Hal tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Penuh Energi. Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik maka diperlukan energi yang baik pula, jasmani maupun rohani. Seorang pemimpin harus sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu tidak tertentu. Karena itu kesehatan fisik maupun mental benar-benar diperlukan oleh seorang pemimpin.
Memiliki stabilitas emosi. Seorang pemimpin yang efektifitas harus melepaskan diri dari berburuk sangka, kecurigaan terhadap bawhannya dan tidak boleh cepat naik pitam. Sebaliknya ia harus tegas, konsekuen dan konsisten dalam tindakan-tindakannya.
Memiliki pengetahuan tentang manusia. Mengungat tugas yang penting dari pemimpin maka pemimpin yang baik harus mengetahui hubungan antara manusia tersebut. Ia harus menhetahui banyak tentang sifat-sifat orang, bagaiman mereka mengadakan reaksi terhadap sesuatu tindakan atau situasi yang bermacam-macam, apa dan bagaimana kemampuan yang memiliki untuk melaksanakan tugas yang dibebankan tersebut.
Motivasi pribadi. Keinginan untuk memimpin harus datang dari dorongan batin dan pribadinya sendiri dan bukan perasaan dari luar dirinya.
Kemahiran komunikasi. Seorang pemimpin harus mampu dan cakap dalam mengutarakan gagasan baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sangat penting untuk dapat mendorong maju bawahan, memberikan atau menerima informasi bagi kemajuan dan kepentingan bersama.
Kecakapan mengajar. Mengajar adalah jalan terbaik untuk memajukan orang-orang ataupun menyadarakan orang atas pentingnya tugas-tugas yang dibebankan dan sebagainya. Pemimipin harus mampu memberikan petunjuk-petunjuk, mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi, mengajukan saran-saran, menerima saran-saran dan sebagainya. 
Kecakapan sosial. Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang manusia dan masyarakat, kemampuan-kemampuannya maupun kelemahan-kelemahannya. Ia harus memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang-orang dengan berbagai ragam sifatnya.
Kemampuan teknis. Dengan memiliki kemampuan teknis yang tinggi dari seorang pemimpin akan   lebih mudah mengadakan koreksi bila terjadi suatu kesalahan pelaksanaan tugas dari bawahannya.

http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/pengertian-pemimpin-dalam-bahasa.html
Kartono, Kartini.  1995.  Pemimpin dan Kepemimpinan.  Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rabu, 25 Juni 2014

Kesehatan Mental "Cinta Dan Pernikahan"

Kesehatan Mental

Ezzy Erizon (12512588)



CINTA DAN PERNIKAHAN
 
Wawancara dengan MR & MS X

Ada Saudara saya yang kini sudah berkeluarga yang telah hidup bersama sejak tahun 1999 ketika pasangan suami istri ini mengikatkan janjinya. Mereka memiliki 4 orang anak 3 perempuan dan 1 laki-laki. Mr. X bekerja menjadi karyawan diperusahaan pengeboran minyak dan Ms. X sebagai ibu rumah tangga, mereka termasuk orang yang berkecukupan walaupun tidak berlebihan, tetapi mereka selalu menanamkan pada anak-anak mereka bahwa harus selalu rendah hati, dan harus selalu berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Mereka tinggal di sebuah pedesaan daerah tajur bogor timur. Anak mereka yang pertama perempuan baru saja lulus SMP beberapa minggu yang lalu, yang kedua perempuan lagi sedang melanjutkan SMP di salah satu sekolah negeri di Bogor, anak yang ke tiga baru lulus SD tahun ini dan anak bungsu mereka laki-laki kelas 2 SD. Mr. X mengakui bahwa dia berada jauh dari keluarganya. karna Mr. X pulang kerumah kadang 2bulan/3bulan. 
 
Keluarga ini sangat harmonis walaupun jarang sekali bertemu mereka dapat mengatasi masalahnya sendiri tanpa harus bertengkar hebat dengan pasangannya, mereka mengerti cara meredam emosi dan mereka mengerti bahwa masalah karena mereka mengetahui dari awal, menjadi seorang suami istri pasti akan ada banyak hal yang terlewati dan mereka menyadari dalam hidup seseorang tidak pernah luput dari kesalahan. Walaupun mereka dapat berkumpul 1 bulan full karna perkerjaan Mr. X berkerja seperti berlayar namun komunikasi mereka dan anak-anak mereka tetap terjalin, Walaupun hanya lewat telfon dan media sosial.

Mereka sadar mereka akan banyak mengalami tahap dimana pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya dan ketika mereka mengalami tahap ini mereka akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya dan mereka akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya dan saat itu, mereka akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Setelah pertengkaran dan mereka mengerti jalan keluarnya mereka akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan. Mereka semakin menghayati cinta kasih pasangannya.
Mereka mengakui bahwa anak-anak mereka terkadang ingin mempunyai rumah tangga yang harmonis seperti mereka, mereka pun dapat selalu menyisihkan waktunya untuk dapat berkumpul bersama keluarga. Mereka juga selalu berfikir ke depan, setiap gaji yang mereka dapati sebagian mereka tabung untuk keperluan masa depan anak-anak mereka karena mereka sama-sama takut tidak bisa menemani anak-anak mereka sampai mereka sukses.
Dan mereka sama-sama berharap dan sama-sama ingin menghabiskan sisa umur mereka dan masa tua mereka bersama-sama. Mereka ingin selalu menjadi keluarga yang harmonis dan besar harapan mereka untuk anak-anaknya menjadi sukses. Semoga segala sesuatu yang mereka inginkan dan segala sesuatu yang mereka harapkan dapat terwujud, dan semoga hubungan harmonis mereka akan menjadi panutan bagi anak-anak mereka juga bagi orang lain di sekitar mereka.



Dosen: Ibu Lidya Chatrunnada
Kesehatan Mental